BERITA PERISTIWA – Pertanian padi di sejumlah desa di Kecamatan Pulau Pinang saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan serius yang berdampak pada produktivitas serta kesejahteraan petani setempat.
Salah satunya adalah di Desa Jati, yang mengeluhkan masalah irigasi yang tidak lancar, ditambah dengan banjir yang melanda pada tahun 2023 dan 2022 yang menyebabkan penurunan hasil pertanian secara drastis.
Kepala Desa Jati, Hadi Darmawan, menjelaskan bahwa irigasi yang tidak berjalan optimal merupakan penyebab utama menurunnya hasil pertanian.
Pada tahun 2024, banyak petani yang terpaksa tidak bisa menanam padi karena kesulitan mendapatkan pasokan air yang cukup.
Di awal tahun 2025, hanya sebagian kecil petani yang mulai menanam padi di sawah tadah hujan karena musim penghujan yang telah datang.
Tidak hanya di Desa Jati, masalah serupa juga terjadi di desa-desa lain yang dilalui irigasi rusak, seperti di Desa Kuba dan Desa Pagar Batu, yang turut mengalami penurunan produksi pertanian.
Hadi menyebutkan bahwa akibat kerusakan irigasi dan banjir yang melanda pada tahun 2023, banyak saluran irigasi yang tertutup dan merusak lahan pertanian.
Kondisi ini sangat mempengaruhi pendapatan para petani yang sangat bergantung pada hasil panen dan kualitas irigasi yang memadai.
Di desa ini, biasanya para petani bisa menghasilkan sekitar 2,5 ton padi per hektar dan mampu menanam padi dua kali dalam setahun. Namun, jika irigasi berjalan normal, mereka dapat menanam hingga tiga kali dalam setahun.
Sementara itu, harga jual beras di mesin penggilingan padi tetap stabil di angka Rp 12.000 per kilogram, sedangkan harga beras bersih dapat mencapai Rp 15.000 per kilogram.
Sebagian besar hasil padi dijual, sementara sebagian lainnya digunakan untuk kebutuhan pribadi.
Hadi berharap adanya perbaikan sistem irigasi di wilayah tersebut dan menjadikannya sebagai prioritas utama. Ia mengharapkan agar distribusi air dapat berjalan lebih lancar untuk mendukung keberlangsungan pertanian sepanjang tahun.
Hadi juga berharap pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan instansi terkait untuk memperbaiki jaringan irigasi yang telah lama terbengkalai.
Menurutnya, kerusakan irigasi tidak hanya berdampak pada desa mereka, namun juga pada desa-desa lain yang berada di sepanjang jalur irigasi yang sama.
Dengan perbaikan yang cepat, diharapkan kondisi pertanian di desa-desa ini dapat kembali pulih dan meningkatkan kesejahteraan petani.