Hujan Deras Sebabkan Banjir di Sawah PALI, Petani Terancam Gagal Panen

BERITA PERISTIWA – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan bencana bagi para petani. Ratusan hektare sawah di Kecamatan Tanah Abang, yang terletak di pinggiran Sungai Lematang, terendam banjir, dan petani pun khawatir dengan ancaman gagal panen.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kabupaten PALI, Ahmad Jhoni, SP MM, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah menurunkan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) untuk memantau kondisi di lapangan. "Sebagian sawah masih bisa dipanen di beberapa lokasi, namun untuk area yang masih terendam banjir, kami telah meminta petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) untuk mendata potensi gagal panen," ungkapnya saat dihubungi wartawan.

Laporan dari petani dan petugas menyebutkan bahwa sejak Senin malam, debit air Sungai Lematang mengalami kenaikan signifikan, yang menyebabkan sekitar 342 hektare lahan sawah terendam banjir. Ketinggian air bahkan mencapai pinggang orang dewasa di beberapa titik.

Meski begitu, Dinas Pertanian PALI memastikan akan terus berkoordinasi dengan petani dan petugas POPT untuk memantau luas area yang terdampak. Pemerintah daerah juga berupaya mengajukan bantuan sarana produksi pertanian (saprodi) ke Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan agar petani dapat segera bangkit pasca-banjir.

Ahmad Jhoni menambahkan bahwa padi lebak yang terendam kurang dari empat hari masih memiliki peluang untuk selamat. "Kami terus memantau perkembangan situasi ini. Seperti kejadian awal tahun 2024 lalu, sawah yang tergenang selama 1-2 hari masih bisa diselamatkan," jelasnya.

Sementara itu, laporan dari warga Desa Tanjung Dalam, Kecamatan Tanah Abang, menyebutkan bahwa banjir telah merendam sawah selama tiga hari. Belasan petani terdampak dengan puluhan hektare sawah terendam air. "Banyak padi milik warga yang ikut terendam, dan air terus naik hingga Selasa kemarin," ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Namun, ada kabar baik pada Rabu pagi, dengan ketinggian air Sungai Lematang mulai berangsur turun, memberikan harapan bagi para petani. Dinas Pertanian PALI pun memastikan akan terus mengawal situasi ini untuk mencegah kerugian yang lebih besar.