BERITA PERISTIWA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat di wilayah hilir sungai Sumatera Selatan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi.
Puncak musim hujan diperkirakan akan berlangsung hingga Februari 2025, dengan curah hujan yang tinggi di bagian hulu sungai.
Kepala Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Siswanto, mengungkapkan bahwa meskipun hujan di wilayah hilir seperti Palembang tidak terlalu deras, curah hujan yang tinggi di bagian hulu sungai dapat meningkatkan debit air sungai besar seperti Ogan, Lematang, Kikim, dan Musi.
Hal ini berpotensi memicu banjir di sepanjang jalur sungai tersebut.
Selain faktor curah hujan, kondisi pasang surut air laut juga dapat memperparah dampak banjir.
Siswanto menegaskan bahwa masyarakat yang tinggal di bantaran Sungai Musi, khususnya di Palembang, diminta untuk waspada karena air dapat meluap secara tiba-tiba ke pemukiman warga.
BMKG juga mengingatkan bahwa curah hujan yang terus berlangsung sejak Desember 2024 telah menyebabkan daerah resapan air menjadi jenuh.
"Pori-pori tanah sudah penuh, sehingga hujan dengan intensitas ringan pun bisa menyebabkan banjir dan dampak hidrometeorologi lainnya," ujar Siswanto dalam wawancaranya dengan RRI.
Kondisi ini tidak hanya berisiko di hilir, tetapi juga dapat mengancam wilayah hulu Sumsel, seperti Muara Enim, Prabumulih, Lahat, dan OKU.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau masyarakat di wilayah tersebut untuk terus meningkatkan kewaspadaan.
BMKG juga menyarankan warga untuk selalu memantau informasi cuaca terkini dan mengambil langkah-langkah antisipasi, seperti menjaga saluran air agar tetap bersih, memantau debit sungai, dan mempersiapkan peralatan darurat.
Bencana hidrometeorologi menjadi ancaman serius, terutama di puncak musim hujan yang masih berlangsung.